أهلا وسهلا ومرحبا بكم

Selamat Datang

Isnin, 18 Disember 2017

Zikrullah DiTingkat Kejahatan Zionis Yahudi DiSekat

السلام عليكم الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ …أَمَّا بَعْدُ.....فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاتمَوُْتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ … Wahai hamba-hamba Allah !Bertaqwalah sekalian kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa.Dan Janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. Saya menyeru diri saya sendiri dan juga sidang Jumaat sekalian agar kita sama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan melakukan segala suruhanNya dan menjauhi segala yang ditegahNya. Sidang Jumaat yang dihormati sekalian Firman Allah dalam ayat 28 surah al-Kahfi : وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا ﴿٢٨﴾ Maksudnya : Dan bersabarlah kamu bersama dengan golongan yang menyeru Tuhannya pagi dan senja dengan mengharap keredhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas Pengutusan nabi Muhammad s.a.w adalah suatu rahmat Allah yang begitu berharga yang membolehkan kita merasai bagaimana pentingnya peranan agama dalam memacu kebahagiaan hidup di dunia dan yang lebih penting kebahagiaan di akhirat nanti. Hidup beragama adalah fitrah yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak kelahirannya. Agama adalah fitrah atau sesuai dengan jati diri, maka ia pasti dianuti oleh manusia, kalaupun bukan sejak muda, namun menjelang akhir usianya. Firaun yang derhaka dan merasakan dirinya sebagai Tuhan pun pada akhirnya ingin bertaubat dan beragama tetapi sayang kerana sudah terlambat. Oleh itu manusia tidak dapat melepaskan diri daripada agama. Tuhan menciptakan demikian kerana agama merupakan keperluan hidup. Memang manusia dapat menangguhkannya sedemikian lama, barangkali hingga menjelang kematiannya. Tetapi pada akhirnya, sebelum ruh meninggalkan jasad, dia akan berasa betapa pentingnya keperluan itu. Keperluan manusia terhadap air dapat ditangguhkan lebih lama jika dibandingkan dengan keperluan udara. Begitu juga keperluan manusia terhadap makanan jauh lebih singkat dibandingkan dengan keperluan manusia untuk menyalurkan naluri seksual. Demikian juga keperluan manusia terhadap agama dapat ditangguhkan tetapi tidak untuk selama-lamanya. Selama manusia masih memiliki naluri cemas, bimbang mengharap, selama itu pula dia beragama. Itulah sebabnya mengapa perasaan takut merupakan salah satu dorongan yang terbesar untuk beragama. Banyak fungsi dan peranan agama dalam kehidupan ini tidak mampu dimainkan oleh ilmu dan teknologi. Ilmu mempercepatkan kita kepada tujuan. Agama menentukan arah yang dituju. Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya dan agama menyesuaikan dengan jati dirinya. Ilmu adalah hiasan lahir dan agama hiasan batinnya. Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, manakala agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa. Ilmu selalu mengeruhkan fikiran pemiliknya sedangkan agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus. Sidang Jumaat yang diberkati Allah, Firman Allah dalam ayat 212 surah al-Baqarah : زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُ‌وا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُ‌ونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا ۘ وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَاللَّـهُ يَرْ‌زُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ‌ حِسَابٍ Maksudnya :Kehidupan dunia (dan kemewahannya) diperhiaskan (dan dijadikan amat indah) pada (pandangan) orang-orang kafir, sehingga mereka (berlagak sombong dan) memandang rendah kepada orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa (dengan imannya) lebih tinggi (martabatnya) daripada mereka (yang kafir itu) pada hari kiamat kelak. Dan (ingatlah), Allah memberi rezeki kepada sesiapa yang dikehendakiNya dengan tidak terkira Islam menunjuk jalan kepada kita bagaimana cara terbaik dalam mencari redha Allah dan kebahagian hakiki di dunia dan akhirat antaranya tidak terpedaya dengan godaan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah keinginan negatif yang memesong manusia menuju kerosakan sebagaimana peringatan al-Quran antaranya : [1] Mengikuti hawa nafsu menjadikan manusia lalai. وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ (Surah al-Kahf : Ayat 28) Maksudnya : Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami Lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginan (hawa nafsu)nya. [2] Mengikuti hawa nafsu adalah sumber kekafiran dan kebinasaan. فَلاَ يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لاَ يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَتَرْدَى (Surah Thaha:Ayat 16) Maksudnya : Maka janganlah engkau dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti keinginan (hawa nafsu)nya, yang menyebabkan engkau binasa [3] Mengikuti hawa nafsu adalah kesesatan yang terburuk. وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ(Surah al-Qosas:Ayat 50) Maksudnya : Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginan (hawa nafsu)nya.” [4] Mengikuti hawa nafsu menghalangi seseorang untuk berlaku adil. فَاحْكُم بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى (Surah Shad:Ayat 26) Maksudnya : Berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu [5]Mengikuti hawa nafsu adalah sumber kerosakan. وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ(Surah al-Mukminun:Ayat 71) Maksudnya : Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menghadapi hawa nafsu dan mengarahkan keinginan kita di jalan yang diredhai Allah swt. Sidang Jumaat yang diberkati Allah, Firman Allah dalam ayat 7-8 surah Yunus : إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ ﴿٧﴾ أُولَـٰئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿٨﴾ Maksudnya : Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. Punca utama umat Islam sendiri suka menurut hawa nafsu ialah akibat lalai daripada peringatan Allah dan rasulNya. Makna al-Ghaflah ialah hilangnya sesuatu dari benak seorang insan dan tidak teringat akan perkara tersebut. Kalimah ini boleh juga di gunakan bagi seseorang yang meninggalkan perkara kerana meremehkan atau berpaling darinya. Antara sebab lupanya kita kepada Allah ialah : [1] Perbuatan maksiat yang dilakukan dan tidak segera bertaubat [2] Jarang datang ke masjid atau surau Allah dan meninggalkan solat berjema'ah. Sebab itulah ketika timbul isu adanya pihak sekolah yang meminta agar pelajarnya solat berjemaah zohor sebelum pulang maka ia wajib disokong dan diperluaskan lagi. Manakala pihak yang membantahnya mesti di ‘sekolah’kan semula [3] Jarang atau tidak membaca al-Quran dan berzikir [4] Sibuk dengan urusan dunia, kesenangan serta kelazatannya sehingga melupakan bekalan akhirat. Malah terlalu banyak makan dan tidur apatah lagi asyik dengan hiburan yang melalaikan antara punca lupa kepada Allah [5] Liat atau menjauhi majlis ilmu dan lebih suka berkawan dengan orang yang rosak akhlak berbanding mendampingi orang soleh yang takutkan Allah [6] Terlalu lama meninggalkan ziarah kubur, mengingat kematian serta akhirat. Oleh itulah bersungguhlah kita dalam memastikan hati kita daripada terhindar daripada sifat lalai. Oleh itu bersungguh pula kita dalam beramal ibadat supaya mencapai kelebihan orang yang sentiasa ingat kepada Allah antaranya : [1] Mengingat nikmat Allah membuat kita sedar untuk bersyukur. [2] Mengingat kekuasaan Allah menguatkan hati kita untuk bertawakal. [3] Mengingat kasih sayang Allah mendorong kita untuk lebih mencintai Allah. [4] Mengingat murka Allah menjadikan kita takut kepada-Nya. [5] Mengingat keagungan Allah membuat kita tunduk pada-Nya. [6] Mengingat ilmu Allah yang mencakup sesuatu yang tampak maupun yang tersembunyi membuat kita malu kepada-Nya. [7] Mengingat keampunan dan kemurahan Allah menjadikan hati kita penuh dengan harapan dan terpacu untuk bertaubat. [8] Mengingat keadilan Allah melatih diri kita untuk menjadi hamba yang bertakwa Sidang Jumaat yang dirahmati Allah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ مَوْتِي ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِينَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا ثُمَّ فِتْنَةٌ لَا يَبْقَى بَيْتٌ مِنْ الْعَرَبِ إِلَّا دَخَلَتْهُ ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الْأَصْفَرِ فَيَغْدِرُونَ فَيَأْتُونَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِينَ غَايَةً تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا - رواه البخاري Maksudnya : Ada 6 tanda hari kiamat. Kematianku, dibukanya Baitul Maqdis, 2 kematian yang menimpa kalian seperti kambing, melimpah ruahnya harta, sehingga seorang yang diberi 100 dinar masih tidak cukup, fitnah yang masuk setiap rumah masyarakat Arab, perdamaian antara kalian dengan bangsa kulit Kuning (Romawi) kemudian mereka ingkari dan mendatangi kamu dari 80 arah, dan setiap arah terdapat 12 000 sasaran Sempena kita berada pada hari Jumaat yang mulia, di masjid yang mulia, di bulan kelahiran nabi yang mulia ini maka kita mengecam tindakan Presiden Amerika Syarikat dan sekutu zionis yahudi yang mengistiharkan Baitul Maqdis sebagai ibu negara Yahudi minggu lepas. Tindakan bacul ini mengingatkan kita kepada banyak hadis nabi s.a.w berkaitan Baitul Maqdis antaranya hadis berkenaan 6 tanda Qiamat iaitu kewafatan nabi s.a.w diikuti dengan pembukaan Baitul Maqdis pada zaman Sayyidina Umar al-Khottab, kematian akibat wabak taun juga pada zaman Sayyidina Umar. Manakala tafsiran berkenaan harta yang banyak antaranya harta zakat yang tidak dapat diagihkan pada zaman Sayyidina Umar bin Abdul Aziz kerana nikmat yang begitu banyak, ada tafsiran bayaran jizyah tidak lagi dapat diagih pada zaman turunnya nabi Isa a.s ketika hampirnya Qiamat dan juga tafsiran mengatakan perebutan kekayaan harta dunia sehingga tidak mengira halal haram sebagaimana yang kita rasai pada zaman kita ini. Tafsiran pada fitnah ialah peperangan saudara bermulanya zaman Sayyidina Uthman al-Affan dan sehingga hari ini lebih banyak peperangan saudara termasuk di Iraq, Yaman, Syria dan sebagainya. Apa yang paling besar ialah peperangan dengan zionis Yahudi dan pengganas Kristian termasuk di Palestin. Oleh itu dalam memerdekakan bumi Palestin maka kita wajib hidupkan solat berjemaah. Ketika saudara seagama ditembak mati kerana mahu solat di masjid Aqsa sedangkan ramai umat Islam di sini mati hatinya sehingga tak sampai-sampai ke masjid akibat terkena peluru syaitan dan hawa nafsu. Baca dan hayatilah al-Quran dalam kehidupan daripada asyik melayan whatsap, facebook, tv. Banyakkan zikrullah daripada asyik dengan lagu yang melalaikan. Penuhilah majlis ilmu sebagaimana berebut saksi bola dan konsert hiburan. Banyakkan amal ibadat jauhi maksiat Perangilah riba. Boikot barangan yang memberi bantuan secara langsung kepada zionis yahudi terutama rokok. Apa yang paling penting doa bantuan dan kemenangan daripada Allah. Musuh tidak gerun kepada umat Islam yang ramai tetapi jauh daripada agama. Islamlah nescaya kita selamat dan mulia dunia akhirat. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الُمْسِلِمْينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Tiada ulasan: